“CINTA KARENA ALLAH”
“Hidup tanpa cinta bagai taman tak
berbunga, begitulah kata para pujangga”
Cinta, cinta dan cinta. Dari musik
dangdut sampai musik Jazz, dari film Boxoffice sampai sinetron, dari yang tua
sampai yang muda, dari penjual koran sampai yang punya jabatan, semua bicara
soal cinta. Tapi terkadang cinta bisa membuat orang lupa diri, Ada yang cinta
pekerjaannya, pergi pagi pulang pagi lagi sampai lupa anak istri. Ada yang
cinta harta, sayang kalau hartanya berkurang, sayang kalau hartanya diambil
orang, sampai lupa kalau tetangganya sendiri sedang merintih kelaparan. Ada
yang cinta kekasihnya, semua di berikan untuk kekasihnya, jiwa dan raga hanya
untuk kekasihnya. Oh so sweet…!
Tentunya kamu juga pernah jatuh cinta
kan…?
Cinta adalah sebuah karunia Allah SWT
untuk setiap umatnya. Tetapi cinta yang paling utama dan berada pada urutan
teratas adalah rasa cinta kita terhadap sesuatu karena Allah SWT. Karena cinta
kepada Allah adalah cinta yang menyalurkan energi positif, energi yang
dirasakan juga oleh orang-orang di sekitarnya, oleh alam sekitarnya. Cinta yang
memerdekakan jiwa, siap menerima perbedaan, siap untuk kehilangan, siap patah
hati tanpa harus berpura-pura.
Di antara karunia yang diberikan Allah
SWT kepada hamba-Nya yang mukmin adalah dipersaudarakannya sesama mereka. Dari
persaudaraan itu, diharapkan tumbuh rasa saling mencintai, yang dilandasi oleh
keimanan kepada Allah dan kepada-Nya, salah satu karakter dasar seorang mukmin.
Ketika kita mencintai sesuatu atau
seseorang karena Allah, kita justru akan siap berbagi, siap mencintai pula
apa-apa yang dicintai kekasihnya, mencintai semua kebaikan dan membuatnya
menjadi baik pula.
Orang-orang yang saling mencintai
karena Allah tidak akan pernah merasa patah hati berlarut-larut. Sebab dia
tidak akan memaksakan kehendak dan keinginannya. Dia pandai menyimpan
perasaannya, namun tidak pula berdusta. Kebesaran jiwanya tak terbatas.
Mencintai orang-orang yang beriman yang
senantiasa taat kepada Allah sangat besar pahalanya. Imam Muslim meriwayatkan
dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya kelak di Hari Kiamat Allah
akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?
Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat
tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.
Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah,
Rasulullah SAW. Bersabda:
Demi Allah, kalian tidak akan masuk
surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian
saling mencintai. Apakah tidak perlu aku tunjukan pada satu perkara, jika
kalian melakukannya maka niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah
salam di antara kalian! (H.R Muslim).
Yang menjadi dalil pada hadits ini
adalah sabda Rasulullah SAW. ”Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian
saling mencintai”. Hadits ini menunjukan tentang besarnya pahala saling
mencintai karena Allah.
Hadits Muadz bin Anas Al-Jahni bahwa
Rasulullah SAW. Bersabda:
Siapa yang memberi karena Allah,
menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan
menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya. (HR. Al-Hakim)
Setiap
kegagalan untuk mencintai dan dicintai bukanlah alasan baginya untuk berbalik
menjadi benci. Justru, itu semua menjadikannya semakin kuat dan tegar untuk
kemudian semakin dekat dengan sang pemilik hatinya dan hati orang yang
dicintainya itu: Sang Mahalembut, Maharomantis -Subhanallah-
terima kasih..
BalasHapus