“ Ibnu Qudamah
dalam salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, menuturkan sebuah kisah menarik
tentang kasih sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah menyitir kesaksian
orang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan. Orang itu bernama Yusuf
bin Husain. Dia menuturkan kisahnya.
“ pernah sautu
ketika aku bersama anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar ditempat
itu. Tiba- tiba ada seekor katak muncul ke permukaan, dan kalajengking itu
kemudian naik keatas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyeberangi
sungai.
“ Dzun Nun Al
Mishri berkata, “ ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia”
“ maka kami
lantas menyeberang mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami
terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang Nampaknya
habis mabuk. Dan disampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusat
kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.
“ kami lalu
menyaksikkan kejadian yang luar biasa. Kalajengking itu tiba- tiba melompat
secepat kilat ke tubuh itu dan menyengat ular itu sejadi – jadinya, hingga sang
ular mengeliat – mengeliat dan terkoyak – koyak tubuhnya.
“ Dzun Nun lalu
membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak muda itu
terjaga. Dzun Nun berkata” Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang
Allah yang menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus- Nya untuk
membinasakan ular yang hendak membunuhmu!”
“ Setelah itu
pemabuk itu berkata, ‘ Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari
marabahaya ynag merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu
terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.’
“ Setelah itu
pemabuk itu berkata,’ Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayang – Mu sekalipun
terhadap diriku yang durhaka kepada- Mu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih
sayang- Mu kepada orang yang selalu taat kepada – Mu?’
“ Pemuda pemabuk itu lalu meniti jalan menuju Allah.
Ia seringkali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang sia-sia. Ia terus
meniti jalan Allah yang lurus, jalan untuk orang – orang yang diberi nikmat
sejati oleh Allah.”
“ kisah
kalajengking yang diutus oleh Allah sesungguhnya bisa terjadi pada siapa saja
dan kapan saja. Termasuk pada diri kita. Mungkin kita tidak menyadari, Allah
tela mengutus’ kalajengking’ untuk menyelamatkan kita dari bahaya ‘ular’ yang
hendak membinasakan kita.
“ kalajengking
penyelamat itu bisa berbentuk hal yang bermacam – macam, dan ular yang hendak
membinasakan kita juga bentuknya bermacam- macam. Bahaya itu bisa jadi
misalnyaa berupa hutang menumpuk , yang sangat mengancam, yang siap
membinasakan. Terkadang orang yang memiliki hutang menumpuk malah terlena dan
samasekali tidak sadar kalau dia sedang dililit oleh ular yang sangat besar.
Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia sadar dililit ular besar dan pasrah
sepenuhnya siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat apa- apa lagi.
“ dalam kondisi
kritis, berulang kali Allah menjaga hamba- hamba – Nya. Orang yang hutangnya
menumpuk itu diberikan jalan keluar oleh
Allah. Berbagai macam caranya Allah
mengirimkan ‘ kalajengking’ penyelamat itu. Bisa jadi ada teman lama yang mendengar
beritanya dan berkenan membantu menyelesaikan hutang – hutangnya. Bisa jadi
Allah membukakan peluang pintu bisnis yang baru. Yang dengan itu ia bangkit
lagi, bisa melunasi hutangnya dan kembali hidup sentosa. Ada macam- macam
sebab, teapi pada intinya Allahlah yang mengatur semuanya.
“ cobalah sejenak
kita ingat- ingat sejarah perjalanan hidup kita. Berapa kali sudah Allah
mengirimkan kalajengking yang menyelamatkan hidup kita? Berapa kali Allah sudah
menolong kita dalam kesusahan dan kesempitan yang mendera ? kalau kita jujur, pastilah berkali- kali.
Bahkan kalau kita jujur, setiap saat Allah melindungi kita dalam perlindungan
yang kita tidak menyadarinya.
“ kita tidak
sadar bahwa setiap detik Allah
membersihkan darah kita dari berbagai jenis racun yang mematikan. Allahlah yang
mengatur pembersihan darah itu denganmembuat pabrik yang memproduksi zat kimia
alami untuk membersihkan darah. Dan kita samasekali tidak menyadarinya, atau
kita malah ada yang tidak mengetahuinya. Tapi dunia medis atelah menjelaskan
semua.
“ di dalam tubuh
kita, menurut keterangan ilmu medis, Allah membuat Satu pabrik ajaib yang
namanya hati. Hati bisa disebut organ terbesar dalam tubh manusia dengan berat
sekitar 1,5 Kg. fungsinya sangat banyak, bahkan mencapai lebih dari 500 fungsi
yang bertalian erat dengan fungsi organ tubuh lainnya. Dengan fungsi yang
begitu banyak dan rumit, hati ibarat pabrik kimia serba guna dan palling
canggih yang diciptakan oleh Allah, dengan jumlah 300 miliar sel yang tidak
bisa ditiru oleh teknologi manusia secanggih apapun.
“ salah satu
fungsi hati adalah menyaring dan mengolah darah. Dalam keadaan normal, organ
hati dilintasi sedikitnya 1400cc darah setiap menitnya, atau hampir seperempat
darah yang ada dalam tubuh nelintasi
hati setiap menit. Ini adalah cara tubuh membersihkan darah . hati menyaring
darah meleawtinya. Jika hati menyaring 1,4 liter darah setiap menitnya. Berarti
dalam satu tahun telah menyaring lebih dari 525.000 liter darah.
“ tanpa hati,
manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan akan mati terbunuh oleh
berbagai macam racun yang masuk kedalam tubuh, termasuk obat-obatan
sintesis sperti antibiotic yang diresepkan oleh dokter dimana-mana.
“ dan Allahlah
yang menjaga kehidupan seseorang dengan menciptakan hti dan menjaganya terus
bekerja. Allah terus menjaga kita siang dan malam, hanya saja kita yang sering
lalai dan smasekali tidak menyadarinya.
“ pertolongan dan
kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk orang –orang yang taat saja. Yang yang
bermaksiat sekalipun masih mendapat cipratan kasih sayang Allah. Contohnya
adalah pemuda mabuk di atas. Dia tetap diselamatkan oleh Allah. Semestinya
kasih sayang Allah yang sedemikian agungnya membuat siapapun insaf dan terjaga.
Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan pada Allah itu sendiri
adalah sebuah kasih sayang Allah. Dan yang masi belum juga taat, masih suka
bermaksiat semestinya segera insaf, bahwa ia masih hidup dan bisa bernafas
didunia ini karena dilindungi oleh Allah.
(Dikutip dari buku: Habiburahman El Shirazy ; Bumi Cinta )